Selasa, 30 April 2013

Maninjau ; Tubo Balerang



Siapa yang tak tahu dengan keberadaan danau maninjau. Danau dengan pemandangan nan eksotif namun rupawan ini, sudah terkenal eksistensinya di dunia pariwisata nasional, maupun internasional.

Namun, siapa yang menyangka kalau danau vulkanik ini, menyimpan sebuah misteri, yakni tubo balerang. Tubo balerang merupakan fenomena alam yang dianggap biasa bagi orang asli maninjau, namun aneh bagi non asli maninjau.

Dahulu, sekitaran tahun 80an, saat saya masih kecil-kecilnya, tubo balerang adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu, biasanya kemunculan tubo ini, ditandai dengan angin kencang atau biasa disebut angin darek. Warna danau yang semula berwarna biru, berubah menjadi hijau.

Umumnya tubo naik dikala Ramadhan di Danau Maninjau setiap tahunnya. Akibat naiknya tubo, maka ikan di danau terindah di Sumatera Barat itu banyak yang mati. Sebagian orang desa sana mempercayai bahwa itu terjadi karena “Bujang Sembilan” mengamuk sehingga tubo naik ke atas permukaan danau sehingga mengakibatkan banyak yang mati ikan mati, baik ikan tanam (yang disebar) maupun ikan asli danau ikan bada (Rasbora argyrotaina), ikan rinuak, pensi dan lainnya.



Akibat naiknya tubo, pemandangan mengharukan terlihat jelas, nelayan tambak menjadi kocar-kacir dengan  berusaha membuang ikan yang mati dan menyisihkan yang bisa diselamatkan (5 Nopember 2010).


Saya kalau melihat gejala alam yang demikian, secepatnya mempersiapkan peralatan menangkap ikan. Dengan teman sebaya, mencari kelambu untuk digunakan menagkap rinuak, tak perlu repot repot, dengan tangan kosong saja, ikan-ikan akan mudah ditangkap, karena apabila tubo datang, ikan akan pusing (nena) dan menepi di tepian danau.

Bukan saya saja, mayoritas masyarakat disalingka danau,akan bersuka ria untuk menyambut kedatangan tubo ini,sebab akan mendapatkan ikan dan rinuak dengan sangat mudah. Masyarakat berbondong-bondong didanau seperti ada pesta rakyat mendadak.

Namun, ironis dan kontras dengan tubo saat sekarang ini. entah tahun berapa karamba dimulai,entah siapa pencetusnya, tapi yang jelas, setelah karamba membooming di salingka danau maninjau, tubo menjadi momok yang menakutkan, ditakuti, dibenci, dan dihindari. Memang pada dasarnya, karamba meningkatkan income masyarakat scara drastis. tapi dibalik ini semua, tubo yang disambut hangat saat kedatangannya, sekarang sangat tidak di inginkan. Tubo datang, petani keramba tacingangak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar