Siapa yang tak tahu dengan
keberadaan danau maninjau. Danau dengan pemandangan nan eksotif namun rupawan
ini, sudah terkenal eksistensinya di dunia pariwisata nasional, maupun
internasional.
Namun, siapa yang menyangka kalau
danau vulkanik ini, menyimpan sebuah misteri, yakni tubo balerang. Tubo
balerang merupakan fenomena alam yang dianggap biasa bagi orang asli maninjau,
namun aneh bagi non asli maninjau.
Dahulu, sekitaran tahun 80an, saat
saya masih kecil-kecilnya, tubo balerang adalah hal yang sangat
ditunggu-tunggu, biasanya kemunculan tubo ini, ditandai dengan angin kencang
atau biasa disebut angin darek. Warna danau yang semula berwarna biru, berubah
menjadi hijau.
Umumnya
tubo naik dikala Ramadhan di Danau Maninjau setiap tahunnya. Akibat
naiknya tubo, maka ikan di danau terindah di Sumatera Barat itu banyak yang
mati. Sebagian orang desa sana mempercayai bahwa itu terjadi karena “Bujang
Sembilan” mengamuk sehingga tubo naik ke atas permukaan danau sehingga
mengakibatkan banyak yang mati ikan mati, baik ikan tanam (yang disebar) maupun
ikan asli danau ikan bada (Rasbora argyrotaina), ikan rinuak, pensi dan lainnya.
Akibat
naiknya tubo, pemandangan mengharukan terlihat jelas, nelayan tambak menjadi
kocar-kacir dengan berusaha membuang ikan yang mati dan menyisihkan yang
bisa diselamatkan (5 Nopember 2010).
Saya kalau melihat gejala alam yang
demikian, secepatnya mempersiapkan peralatan menangkap ikan. Dengan teman
sebaya, mencari kelambu untuk digunakan menagkap rinuak, tak perlu repot repot,
dengan tangan kosong saja, ikan-ikan akan mudah ditangkap, karena apabila tubo
datang, ikan akan pusing (nena) dan menepi di tepian danau.
Bukan saya saja, mayoritas masyarakat disalingka
danau,akan bersuka ria untuk menyambut kedatangan tubo ini,sebab akan
mendapatkan ikan dan rinuak dengan sangat mudah. Masyarakat berbondong-bondong
didanau seperti ada pesta rakyat mendadak.
Namun, ironis dan kontras dengan tubo
saat sekarang ini. entah tahun berapa karamba dimulai,entah siapa pencetusnya,
tapi yang jelas, setelah karamba membooming di salingka danau maninjau, tubo
menjadi momok yang menakutkan, ditakuti, dibenci, dan dihindari. Memang pada
dasarnya, karamba meningkatkan income masyarakat scara drastis. tapi dibalik
ini semua, tubo yang disambut hangat saat kedatangannya, sekarang sangat tidak
di inginkan. Tubo datang, petani keramba tacingangak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar